Selasa, 13 Desember 2011

Ludruk Remaja

“belajar tradisi bisa berprestasi”
PM : ”jenengmu iku lho sopo ?”.
Mn : ”jeneng lawas nopo jeneng anyar ?”.
PM : ”Jeneng lawas ?”
Mn : ”Mpun rusak”.
Pm : ”Jeneng anyar ?”.
Mn : ”Dereng dados”. Petikan dialog di atas adalah salah satu adegan ludruk yang dipentaskan oleh kelompok Ludruk Remaja dari Sanggar Paguyuban Peminat Seni dan Tradisi (PPST). Didirikan oleh Bapak Tri. Sanggar PPST ini sudah berkembang di berbagai kota dengan cara menghadiri beberapa event mengenai seni tradisi.
PPST ini bergerak di semua seni tradisi misalnya seni tari, seni music gamelan, dan bahkan seni peran yaitu ludruk. Namun yang menjadi tujuan utama yaitu ludruk. Bagi mereka tidak perlu malu untuk belajar seni tradisi Ludruk ini. Karena sudah seharusnya kita melestarikan warisan budaya yang ada. Ludruk remaja yang namanya sudah dikenal kalangan luas ini, sudah berbau modern. Tetapi tidak mengubah pakem yang sudah ada.
Di Kota Malang, PPST berdiri tahun 2003. Dengan anggota yang berasal dari kalangan pelajar SMU dan SMP  yang menurut Tri bisa dijadikan benih berprestasi di bidang seni tradisi ini. Namun seiring dengan perkembangan anggotanya pun semakin luas dan terdiri dari berbagai kalangan.  tetapi yang dipilih yaitu mayoritas para remaja.
Ide awal Ludruk ini adalah sebagai wahana dan tempat untuk melestarikan budaya seni tradisi. ludruk remaja ini membangun image atau citra dan sesuatu yang baru di era budaya seni tradisi.  Sanggar PPST ini mempunyai slogan “belajar tradisi bisa berprestasi”. Artinya dengan mengikuti sanggar Ludruk ini para anggota yang memang mempunyai bakat maupun yang tidak, bisa mengasah bakat mereka dan menghasilkan prestasi yang bisa membanggakan lewat sanggar, tentu membawa nama sanggar sebagai sarana penyaluran bakat para anggota.
Pemerintah pun turut berusaha menjaga PPST ini tetap ada dengan memfasilitasi tempat dan dana ketika mereka mengadakan event. Namun yang lebih dibutuhkan bukan masalah pendanaan. Karena uang bukan segalanya. Yang lebih penting adalah mereka berhasil menyampaikan pesan budaya dan budaya bisa dikenal banyak orang.
Untuk proses  latihan sanggar PPST biasanya betempat di Taman Krida Budaya dan SMP 4. Prestasi yang mereka raih pernah juara I seni tradisi tingkat Jawa Timur. Dalam proses latihan terdapat beberapa kendala salah satunya masalah teknis misalnya lighting (pencahayaan) panggung.  Kendala yang dihadapi oleh Ludruk selama ini adalah sulit menemukan anak remaja yang antusias terhadap kesenian ini. Kesenian ini mendapatkan respon yang baik oleh masyarakat. Masyarakat sangat antusias ketika mereka pentas. 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes